Daftar isi :
I’JAZ AL-QUR’AN
A.
Pendahuluan
......................................................................................................
B.
Pengertian I’jaz Al-qur’an ....................................................................................
C.
Aspek-aspek kemukjizatan Al-qur’an
..................................................................
D.
Kadar kemukjizatan Al-qur’an
.............................................................................
E.
Macam-macam kemukjizatan
1)
Kemukjizatan bahasa
..............................................................................
2)
Kemukjizatan ilmiyah
..............................................................................
3)
Kemukjizatan tasyri’
................................................................................
I’JAZ AL-QUR’AN
A.
Pendahuluan
Alam yang luas dan di penuhi
makhluk-makluk Alloh ini, gunung-gunungnya yang menjulang tinggi, samudranya
yang melimpah, dan daratanya yang menghampar luas menjadi kecil di hadapan
makhluk lemah, yaitu manusia. Itu semua di sebabkkan Alloh telah menganugrahkan
kepada makhluk manusia ini berbagai keistimewaan dan kelebihan serta memberinya
kekuatan berfikir cemerlang yang dapat menembus segala medan untuk menundukan
unsur-unsur kekuatan alam tersebut dan
menjadikanya sebagai pelayan bagi kepentingan kemanusiaan .
Alloh
sama sekali tidak akan menelantarkan manusia, tanpa memberinya sebersit wahyu
dari waktu kewaktu yang membimbingnya kejalan petunjuk sehingga mereka dapat
menempuh liku-liku hidup dan kehidupan ini atas dasar keterangan dan
pengetahuan . namun watak manusia yang angkuh dan sombong terkadang menolak
untuk tunduk kepada manusia lain yang serupa denganya selama manusia lain itu
tidak membawa kepadanya sesuatu yang tidak di sanggupinya hingga ia mengakui,
tunduk dan percaya akan kemampuan manusia lain itu yang tinggi dan berada di
atas kemampunya sendiri. Oleh karena itu Rasul-rasul Alloh di samping di beri
wahyu juga mereka di bekali kekuatan dengan hal-hal luar biasa yang dapat
menegakan hujjah atas manusia sehingga mereka mengakui kelemahanya di hadapan
hal-hal yang luar biasa tersebut serta tunduk dan taat kepadanya.
B. Definisi Kemukjizatan Dan Ketetapanya
I’jaz
(kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan, jika kemukjizatan telah terbukti
maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Sedangkan yang di
maksud dengan i’jaz di sini ialah menampakan kebenaran Nabi dalam pengakuanya
sebagai rasul dengan menampakan kelemahan orang arab untuk menghadapi
kemukjizatanya yang abadi. Qur’an di gunakan nabi untuk menantang orang-orang
arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya, sekalipun mereka tingkat
fashahah dan balaghahnya tinggi. Dan hal ini terjadi dalam tiga tahapan ;
ü Menentang orang arab dengan seluruh Al-qur’an (QS.al-isra : 88)
ü Menentang orang arab dengan sepuluh surat saja (QS.hud : 13-14)
ü Menentang orang arab dengan satu surat dari Al-qur’an (QS. yunus : 38)
Kemukjizatan
Al-qur’an bagi bangsa-bangsa lain tetap berlaku di sepanjang zaman dan akan
selalu ada dalam posisi tantangan yang tegar. Dengan demikian al-qur’an tetap
merupakan mukjizat bagi seluruh umat manusia.
C. Aspek-Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
1)
Abu ishak ibrahim an-nidzam dan
pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemukjizatan Al-qur’an adalah dengan
cara sirfah (pemalingan). Menurut mereka sirfah yaitu Alloh memalingkan orang-orang
arab untuk menantang AL-qur’an padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.
2)
Ahli sastra arab berpendapat bahwa
al-qur’an itu mukjizat dengan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan
tidak ada bandinganya .
3)
golongan fashilah dan maqta mengatakan
bahwa kemukjizatan al-qur’an ialah karena mangandung badi’ yang sangat unik dan
berbeda dengan apa yang telah di kenal
4)
Pendapat lain mengatakan bahwa
kemukjizatan al-qur’an itu terletak pada pemberitaanya tentang hal-hal ghaib
yang akan datang dan yang sudah terjadi yang tidak bisa di ketahui kecuali
dengan wahyu.
5)
Ulama-ulama lain mengatakan bahwa kemukjizatan
al-qur’an karena mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam.
D. Kadar kemukjizatan Al-qur’an
1)
Menurut golongan Mu’tazilah kemukjizatan al-qur’an berkaitan
dengan keseluruhan al-qur’an.
2)
Menurut pndapat lain mengatakan
kemukjizatan al-qur’an hanya berkaitan dengan sebagian kecil atau sebagian
besar saja dari al-qur’an.
3)
Pendapat Ulama lain mengatakan
kemukjizatan itu cukup hanya dengan satu surat lengkap sekalipun pendek, atau
dengan ukuran satu surah baik satu ayat atau beberapa ayat.
E. Macam-macam kemukjizatan Al-qur’an
1)
Kemukjizatan bahasa
Sejarah
bahasa arab tidak pernah mengenal suatu di mana bahasa berkembang sedemikian
pesatnya melainkan tokoh-tokoh dan gurunya bertekuk lutut di hadapan bayan
qur’ani, sebagai manifestasi pengakuan akan ketinggianya dan mengenali
misteri-misteinya. Qur’an di mana orang arab tidak mampu menandinginya itu,
sebenarnya tidak keluar dari aturan-aturan kalam mereka, baik lafadz dan
huruf-hurufnya maupun susunan ushlubnya . akan tetapi al-qur’an jalinan
hurufnya serasi, ungkapanya indah, ushlubnya manis, ayat-ayatnya teratur, serta
memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam bayanya, baik dalam
jumlah ismiyah dan fi’liyahnya dalam nafi’ dan isbatnya, dalm dzikr dan
hafdznya, dalam tankir dan ta’rifnya, dalam takdim dan ta’khirnya, dalam ithnab
dan i’jaznya, dalam husus dan umumnya, dalam muthlak dan muqayadnya, dalam nash
dan fahwanya, maupun dalam hal lainya.
Qadi Abu Bakar al-baqalani berkata : keindahan
al-qur’an mengandung beberapa aspek kemukjizatan, ya’ni ada yang kembali pada
kalimatnya yaitu bahwa susunan al-qur’an dengan berbagai wajah dan madzabnya
berbeda dengan sistem dan tata urutan yang telah umum dan di kenal luas dalam
perkataan mereka.
Sebagai contoh ada wahyu yang di anggap turun dari tuhan sebagai
tandingan dari al-qur’an ;
(
اِنَّا اَعْطَيْنَاكَ الْْجَمَاهِر , فَصَلِّ لِرَبِّكََ وَجَاهِر )
(وَالطَّاحِنَاتِ طَحْناً, وَالعَاجِنَاتِ عَجْنًا, وَالْخَابِزَاتِ خُبْزًا)
2)
Kemukjizatan Ilmiyah
Kemukjizatan
ilmiyah al-qur’an bukanlah terletak pada pencakupanya akan teori-teori ilmiyah
yang selalu baru dan berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam
penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada doronganya untuk berfikir
dan menggunakan akal. Semua persoalan atau kaidah ilmu pengetahuan yang telah
mantap dan meyakinkan, merupakan manifestasi dari pemikiran valid yang di
anjurkan al-qur’an, tidak ada pertentangan sedikitpun denganya.
Dan
al-qur’an mendorong manusia untuk berfikir dari segala permasalahan, sebagai
contoh al-qur’an mendorong manusia untuk selalu berfikir akan makhluk-makhluk
Alloh yang ada di langit dan di bumi
dalam surat Ali Imran : 190-191;
cÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ tûïÏ%©!$# tbrãä.õt ©!$# $VJ»uÏ% #Yqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
“sesungguhnya
dallam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) mereka mengingat
Alloh sambilberdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaringdan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : ya tuhan kami,
tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”
Contoh lain tentang kosmos dan butuhnya
kehidupan akan air dalam
surat Al-anbiya : 30 ;
óOs9urr&
tt
tûïÏ%©!$#
(#ÿrãxÿx.
¨br&
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur
$tFtR%2
$Z)ø?u
$yJßg»oYø)tFxÿsù
(
$oYù=yèy_ur
z`ÏB
Ïä!$yJø9$#
¨@ä.
>äóÓx«
@cÓyr
(
xsùr&
tbqãZÏB÷sã
ÇÌÉÈ
“dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui langit dan bumi itu keduanya dahulu suatu yang padu , kemudian kami
pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup,
maka mengapakah mereka tidak beriman.”
Sesunguhnya hakikat qur’ani adalah
hakikat yang final, pasti dan mutlak. Sedang apa yang di capai penyelidikan
manusia, betapapuncanggih alat-alt yang di pakai adalah hakikat yang tidak
final dan tidak pasti.
3)
Kemukjizatan tasyri
Manusia
pada dasarnya adalah mahluk sosial yang butuh akan kerjasama antar sesama tapi
seringkali manusia berbuat dzalim terhadapp sesamanya terdorong oleh kecintaan
diri dan rasa ingin berkuasa sehingga dengan adanya permasalahan ini manusia
butuh sistem kendali untuk mengatur kehidupan bersama sehingga terwujudlah
keadilan di antara sesama.
Sebagai bukti perlunya sistem kendali antar sesama manusia Alloh
berfirman dalam surat Al-hadid : 3;
uqèd
ãA¨rF{$#
ãÅzFy$#ur
ãÎg»©à9$#ur
ß`ÏÛ$t7ø9$#ur
(
uqèdur
Èe@ä3Î/
>äóÓx«
îLìÎ=tæ
ÇÌÈ
“Dialah yang awal dan yang
akhir, yang dzahir dan yang bathin dia maha mengetahui segala sesuatu.”
Apabila akidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima
segala syari’at qur’an baik menyangkut kewajiban maupun ibadah. Setiap ibadahh
yang di fardukan di maksudkan untuk kebaikan individu, dan di samping itu
ibadah pun erat kaitanya dengan kebaikan kelompok.
Sebagai contoh ibadah fardlu yang bisa mendidik orang islam untuk menyadari tanggung jawab
individual sebagaimana di tetapkan qur’an dan untuk memikul semua beban agama
dan akhlak mulia.
“ Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuatnya .”
Di
antara tasyri’ al-qur’an yaitu menetapkan hukum mengenai hubungan international
dalam masa perang maupun damai, antara kaum muslimin dengan tetangga atau
dengan mereka yang mengadakan perjanjian damai ( mu’ahad).
Ringkasnya,
qur’an merupakan dutsur tasyri paripurna yang menegakan kehidupan manusia di
atas dasar konsep yang paling utama, dan kemukjizatan tasyri’nya ini bersama
dengan kemukjizatan ilmiyah dan bahasanya akan senantiasa eksis untuk
selamanya, dan ada seotang pun mengingkari bahwa al-qur’an telah memberikan
pengaruh besar yang dapat mengubah wajah sejarah dunia.
Daftar
Pustaka ;
ü STUDY ILMU-ILMU QUR’AN karya MANNA’ KHALIL AL-QATTAN yang di
terjemahkan oleh, Drs. Mudzakir AS. Penerbit Litera antar nusa , Jakarta 2009
ü ULUMUL QUR’AN karya Prof. Dr. H. NASARUDDIN UMAR, MA. Penerbit Al-ghazali
center , Jakarta 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar