Menu

Sabtu, 24 Maret 2012

Ulumul Quran


Daftar isi :
I’JAZ AL-QUR’AN
A.      Pendahuluan ......................................................................................................
B.      Pengertian I’jaz Al-qur’an ....................................................................................
C.      Aspek-aspek kemukjizatan Al-qur’an ..................................................................
D.      Kadar kemukjizatan Al-qur’an .............................................................................
E.       Macam-macam kemukjizatan
1)      Kemukjizatan bahasa ..............................................................................
2)      Kemukjizatan ilmiyah ..............................................................................
3)      Kemukjizatan tasyri’ ................................................................................          























I’JAZ  AL-QUR’AN

A.      Pendahuluan

Alam yang luas dan di penuhi makhluk-makluk Alloh ini, gunung-gunungnya yang menjulang tinggi, samudranya yang melimpah, dan daratanya yang menghampar luas menjadi kecil di hadapan makhluk lemah, yaitu manusia. Itu semua di sebabkkan Alloh telah menganugrahkan kepada makhluk manusia ini berbagai keistimewaan dan kelebihan serta memberinya kekuatan berfikir cemerlang yang dapat menembus segala medan untuk menundukan unsur-unsur kekuatan alam tersebut  dan menjadikanya sebagai pelayan bagi kepentingan kemanusiaan .
Alloh sama sekali tidak akan menelantarkan manusia, tanpa memberinya sebersit wahyu dari waktu kewaktu yang membimbingnya kejalan petunjuk sehingga mereka dapat menempuh liku-liku hidup dan kehidupan ini atas dasar keterangan dan pengetahuan . namun watak manusia yang angkuh dan sombong terkadang menolak untuk tunduk kepada manusia lain yang serupa denganya selama manusia lain itu tidak membawa kepadanya sesuatu yang tidak di sanggupinya hingga ia mengakui, tunduk dan percaya akan kemampuan manusia lain itu yang tinggi dan berada di atas kemampunya sendiri. Oleh karena itu Rasul-rasul Alloh di samping di beri wahyu juga mereka di bekali kekuatan dengan hal-hal luar biasa yang dapat menegakan hujjah atas manusia sehingga mereka mengakui kelemahanya di hadapan hal-hal yang luar biasa tersebut serta tunduk dan taat kepadanya.

B.      Definisi Kemukjizatan Dan Ketetapanya

I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan, jika kemukjizatan telah terbukti maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Sedangkan yang di maksud dengan i’jaz di sini ialah menampakan kebenaran Nabi dalam pengakuanya sebagai rasul dengan menampakan kelemahan orang arab untuk menghadapi kemukjizatanya yang abadi. Qur’an di gunakan nabi untuk menantang orang-orang arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya, sekalipun mereka tingkat fashahah dan balaghahnya tinggi. Dan hal ini terjadi dalam tiga tahapan ;
ü  Menentang orang arab dengan seluruh Al-qur’an (QS.al-isra : 88)
ü  Menentang orang arab dengan sepuluh surat saja (QS.hud : 13-14)
ü  Menentang orang arab dengan satu surat dari Al-qur’an (QS. yunus : 38)
Kemukjizatan Al-qur’an bagi bangsa-bangsa lain tetap berlaku di sepanjang zaman dan akan selalu ada dalam posisi tantangan yang tegar. Dengan demikian al-qur’an tetap merupakan mukjizat bagi seluruh umat manusia.

C.      Aspek-Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an

1)      Abu ishak ibrahim an-nidzam dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemukjizatan Al-qur’an adalah dengan cara sirfah (pemalingan). Menurut mereka sirfah yaitu Alloh memalingkan orang-orang arab untuk menantang AL-qur’an padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.   
2)      Ahli sastra arab berpendapat bahwa al-qur’an itu mukjizat dengan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandinganya .
3)      golongan fashilah dan maqta mengatakan bahwa kemukjizatan al-qur’an ialah karena mangandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah di kenal
4)      Pendapat lain mengatakan bahwa kemukjizatan al-qur’an itu terletak pada pemberitaanya tentang hal-hal ghaib yang akan datang dan yang sudah terjadi yang tidak bisa di ketahui kecuali dengan wahyu.
5)       Ulama-ulama lain mengatakan bahwa kemukjizatan al-qur’an karena mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam.

D.      Kadar kemukjizatan Al-qur’an

1)      Menurut golongan  Mu’tazilah kemukjizatan al-qur’an berkaitan dengan keseluruhan al-qur’an.
2)      Menurut pndapat lain mengatakan kemukjizatan al-qur’an hanya berkaitan dengan sebagian kecil atau sebagian besar saja dari al-qur’an.
3)      Pendapat Ulama lain mengatakan kemukjizatan itu cukup hanya dengan satu surat lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surah baik satu ayat atau beberapa ayat.

E.       Macam-macam kemukjizatan Al-qur’an

1)         Kemukjizatan bahasa
Sejarah bahasa arab tidak pernah mengenal suatu di mana bahasa berkembang sedemikian pesatnya melainkan tokoh-tokoh dan gurunya bertekuk lutut di hadapan bayan qur’ani, sebagai manifestasi pengakuan akan ketinggianya dan mengenali misteri-misteinya. Qur’an di mana orang arab tidak mampu menandinginya itu, sebenarnya tidak keluar dari aturan-aturan kalam mereka, baik lafadz dan huruf-hurufnya maupun susunan ushlubnya . akan tetapi al-qur’an jalinan hurufnya serasi, ungkapanya indah, ushlubnya manis, ayat-ayatnya teratur, serta memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam bayanya, baik dalam jumlah ismiyah dan fi’liyahnya dalam nafi’ dan isbatnya, dalm dzikr dan hafdznya, dalam tankir dan ta’rifnya, dalam takdim dan ta’khirnya, dalam ithnab dan i’jaznya, dalam husus dan umumnya, dalam muthlak dan muqayadnya, dalam nash dan fahwanya, maupun dalam hal lainya.
Qadi Abu Bakar al-baqalani berkata : keindahan al-qur’an mengandung beberapa aspek kemukjizatan, ya’ni ada yang kembali pada kalimatnya yaitu bahwa susunan al-qur’an dengan berbagai wajah dan madzabnya berbeda dengan sistem dan tata urutan yang telah umum dan di kenal luas dalam perkataan mereka.

Sebagai contoh ada wahyu yang di anggap turun dari tuhan sebagai tandingan dari al-qur’an ;
 ( اِنَّا اَعْطَيْنَاكَ الْْجَمَاهِر , فَصَلِّ لِرَبِّكََ وَجَاهِر ) (وَالطَّاحِنَاتِ طَحْناً, وَالعَاجِنَاتِ عَجْنًا, وَالْخَابِزَاتِ خُبْزًا)

2)         Kemukjizatan Ilmiyah
Kemukjizatan ilmiyah al-qur’an bukanlah terletak pada pencakupanya akan teori-teori ilmiyah yang selalu baru dan berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada doronganya untuk berfikir dan menggunakan akal. Semua persoalan atau kaidah ilmu pengetahuan yang telah mantap dan meyakinkan, merupakan manifestasi dari pemikiran valid yang di anjurkan al-qur’an, tidak ada pertentangan sedikitpun denganya.
Dan al-qur’an mendorong manusia untuk berfikir dari segala permasalahan, sebagai contoh al-qur’an mendorong manusia untuk selalu berfikir akan makhluk-makhluk Alloh yang ada di langit dan di  bumi dalam surat Ali Imran : 190-191;
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ   tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ  
sesungguhnya dallam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) mereka mengingat Alloh sambilberdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaringdan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : ya tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Contoh lain tentang kosmos dan butuhnya kehidupan akan air dalam
surat Al-anbiya : 30 ;
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur
 z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  
“dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui langit dan bumi itu keduanya dahulu suatu yang padu , kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tidak beriman.”
Sesunguhnya hakikat qur’ani adalah hakikat yang final, pasti dan mutlak. Sedang apa yang di capai penyelidikan manusia, betapapuncanggih alat-alt yang di pakai adalah hakikat yang tidak final dan tidak pasti.
3)         Kemukjizatan tasyri
Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang butuh akan kerjasama antar sesama tapi seringkali manusia berbuat dzalim terhadapp sesamanya terdorong oleh kecintaan diri dan rasa ingin berkuasa sehingga dengan adanya permasalahan ini manusia butuh sistem kendali untuk mengatur kehidupan bersama sehingga terwujudlah keadilan di antara sesama.
Sebagai bukti perlunya sistem kendali antar sesama manusia Alloh berfirman dalam surat Al-hadid : 3;
uqèd ãA¨rF{$# ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur ß`ÏÛ$t7ø9$#ur ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« îLìÎ=tæ ÇÌÈ  
“Dialah yang awal dan  yang akhir, yang dzahir dan yang bathin dia maha mengetahui segala sesuatu.”
Apabila akidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima segala syari’at qur’an baik menyangkut kewajiban maupun ibadah. Setiap ibadahh yang di fardukan di maksudkan untuk kebaikan individu, dan di samping itu ibadah pun erat kaitanya dengan kebaikan kelompok.
Sebagai contoh ibadah fardlu yang bisa mendidik orang  islam untuk menyadari tanggung jawab individual sebagaimana di tetapkan qur’an dan untuk memikul semua beban agama dan akhlak mulia.
“ Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuatnya .”

Di antara tasyri’ al-qur’an yaitu menetapkan hukum mengenai hubungan international dalam masa perang maupun damai, antara kaum muslimin dengan tetangga atau dengan mereka yang mengadakan perjanjian damai ( mu’ahad).
Ringkasnya, qur’an merupakan dutsur tasyri paripurna yang menegakan kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling utama, dan kemukjizatan tasyri’nya ini bersama dengan kemukjizatan ilmiyah dan bahasanya akan senantiasa eksis untuk selamanya, dan ada seotang pun mengingkari bahwa al-qur’an telah memberikan pengaruh besar yang dapat mengubah wajah sejarah dunia.











Daftar Pustaka ;
ü  STUDY ILMU-ILMU QUR’AN karya MANNA’ KHALIL AL-QATTAN yang di terjemahkan oleh, Drs. Mudzakir AS. Penerbit Litera antar nusa , Jakarta 2009
ü  ULUMUL QUR’AN karya Prof. Dr. H. NASARUDDIN UMAR, MA. Penerbit Al-ghazali center , Jakarta 2010.
                                                                                                                                                                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar